Rabu, April 01, 2009

puisiku...

FOR ME...

Merah darah melumuri tubuhmu
Disayat pisau tak membuatmu mati
Terlihat daging dari dalamnya

Dicincang,
Disayat,
Begitu kejam.......

NASIBMU SHAFI

Malam dingin. Falhujjah adalah salah satu kota di Irak yang tak lepas dari target Invasi Amerika Serikat dan sekutu atas Irak membuat suasana kota mencekam. Ketakutan tidak saja dirasakan el-Shafi yang baru saja mengaji setelah sholat Maghrib berjamaah di rumahnya. Hanya menggunakan lampu minyak, Al-quran dibaca tanpa penerangan lampu hanya lampu minyak karena listrik sebelumnya sudah disabotase oleh tentara pendudukan. Banyak yang tak pergi ke masjid karena banyak terjadi penculikan penduduk tanpa sebab pasti.
Shafi, begitu teman-temannya memanggil.

cerpen : WINA DOES

Handphone Wina petang ini berdering dengan kencangnya. Girang sekali diangkat tanpa kompromi lantaran Beni sudah ditunggunya untuk suatu kepastian.
“Oke! Besok ya! Jangan lupa contekannya. Oh ya! Itu beres” jawab Wina memberi jawaban kepada Beni.
---00------00------00------00---
Esok harinya adalah pagi yang sangat cerah. Matahari datang menghangatkan bumi yang setelah semalam hujan mengguyur seisi kota. Bangun pagi bukan satu kebiasaan Wina. Tetapi kali ini berbeda dengan hari biasanya karena tidak ingin terlambat datang memasuki ruang ujian matematika. Datang ke sekolah lebih awal dimaksudkan agar bisa belajar sedikit materi. Lumayan! Daripada tidak sama sekali.
“Ini sudah resikoku!” batinnya.

PROFIL KOMUNITAS JBDK (JANGAN BUGIL DEPAN KAMERA)

Pornografi memang bertentangan dengan falsafah hidup dan etika yang dianut bangsa Indonesia, terutama ketuhanan, kemanusiaan dan keberadaban. Sangat disayangkan pornografi menjadi suatu komoditi industri yang laku dijual. Seperti Soni Set—aktivis gerakan JBDK, praktisi Media—menambahkan, kini terdapat sebuah babak baru dari perbudakan industri untuk mengeksploitasi sensualitas dan seksualitas dari materi-materi pornografi.